
Oleh: Yoan S Nugraha
setiap suku, ras dan budaya, tentu punya cara yang beragam dalam menyibak fenomena keghaiban di lingkungannya, termasuk kaum Melayu juga punya ke-khasan yang juga menjadi poin tambahan dalam keranjang peradaban. seperti apakah kiranya? mari simak bersama
Pengertian Petuah
Petuah berasal dari kata petua yaitu yg dituakan atau lelakon purba.Secara harfiah arti dari petuah adalah lelakon yang apabila dilakonkan atau dilakukan mengandung unsur mistis tertentu.Pada zaman dahulu khususnya masyarakat melayu petuah ini wajib dilakukan di semua kaum mulai dari anak-anak hingga yang dewasa.Karena petuah ini di anggap sakral bagi masyarakat melayu kuno.
Beberapa contoh dari petuah, apabila terjadi hujan gerimis di siang hari atau masyarakat melayu sering menyebut dengan hujan panas, maka seluruh masyarakat terutama anak-anak kecil yang sedang bermain di luar untuk memetik 1 lembar daun dan menyunting daun itu di telinga dengan bertujuan agar masyarakat atau anak-anak tidak di tegur oleh makhluk-makhluk halus. Hal ini terjadi karena masyarakat melayu menganggap bahwa apabila terjadi hujan gerimis di siang hari menandakan bahwa makhluk-makhluk halus akan datang ke daerah tersebut.
Contoh lain dari petuah yaitu tentang kayu tas. Kayu tas adalah sebuah kayu yang diyakini oleh masyarakat melayu kuno memiliki kekuatan dari kayu tersebut. Apabila seseorang memiliki kayu tas tersebut.
Contoh lain yaitu besi putih. Masyarakat melayu beranggapan apabila seseorang akan memasuki hutan maka diwajibkan membawa besi putih. Besi putih ini bisa dalam bentuk kalung, cincin atau gelang.Hal ini bertujuan agar orang tersebut terhindar dari hewan yang berbisa.
Petuah tidak hanya berasal dari tanah melayu saja, tetapi di daerah lain juga ada petuah hanya saja dengan nama yang berbeda dan dengan lelakon yang berbeda. Hal ini dikarenakan petuah ini merupakan budaya purba dan hanya ada di daerah nusantara.Akan tetapi yang lebih menonjol adalah dari daerah melayu teruama di Provinsi Kepulauan Riau dan khususnya di TanjungPinang. Di Provinsi Kepulauan Riau memiliki 2 kota dan 5 kabupaten, diantara itu memiliki petuah petuah tersendiri dan mempunyai persamaan-persamaan.
Pengertian Serapah
Serapah adalah sumpah yang disertai dengan kalimat pendukung.Secara khusus serapah dalam budaya melayu adalah kata-kata atau ucapan-ucapan yang memiliki kekuatan tersendiri terutama kekuatan mistis.Arti serapah secara harfiah serapah adalah ucapan yang diyakini mampu membuat sesuatu berbeda.
Contoh dari serapah yaitu ada seseorang yang sedang berada dalam perjalanan, tiba-tiba di tengah perjalanannya ia merasa ingin membuang hajat atau buang air kecil tetapi ia tidak bisa menahannya lagi maka ia berhenti di tepi jalan untuk membuang hajatnya. Disaat sebelum ia mengeluarkan hajatnya orang tersebut membaca “tabek datok cucu cicit numpang kencing”. Karena masyarakat melayu meyakini bahwa apabila orang tersebut tidak mengucapkan kalimat tersebut, maka orang tersebut bisa jatuh sakit demam atau kemaluannya menjadi bengkak ataupun bisa jadi kematian untuk orang itu. Akan tetapi bila orang tersebut mengucapkannya maka ia tidak akan sakit atau aman-aman saja.
Contoh lain dari serapah yaitu, apabila seorang anak kecil yang terjatuh dan pada lutut dari anak tersebut mengalami luka maka pada luka tersebut diucapkan “tukul takal tukul pintu anak nakal memang begitu” lalu di tiupkan ke luka tersebut dan anak tersebut yang tadinya menangis menjadi diam. Serapah ini sendiri merupakan sugesti yang tidak memiliki simbol-simbol tertentu dan aturan tertentu, karena serapah sendiri sudah diyakini dari setiap kalimatnya memiliki kekuatan tersendiri. Serapah ini tidak hanya di kenal oleh kaum orang tua akan tetapi kaum anak muda juga pasti mengenal serapah.
Akan tetapi, karena faktor zaman banyak anak muda sekarang yang sudah tidak menggunakan serapah sehingga serapah lebih banyak digunakan oleh orang tua. Meskipun sudah tidak banyak digunakan bagi kalangan anak muda tetapi beberapa serapah masih dipakai hingga sekarang. Berbicara tentang sejarah serapah, serapah ini sudah dilakukan masyarakat sejak zaman proto melayu tua, jauh sebelum masuknya kerajaan, agama dan jauh sebelum masuknya peradaban, masyarakat melayu sudah mengenal tentang serapah.Meskipun serapah merupakan tradisi lisan purba, serapah tidak ada sangkut pautnya tentang agama, namun dianggap sebagai kepercayaan lisan animisme atau dinamisme.
Pengertian Mantra
Mengenai sejarah mantra, mantra mulai masuk sejak adanya peradaban budaya atau asimilasi budaya. Mantra masuk saat masuknya kerajaan hindu dan bercampur dngan kebudayaan lokal sehingga terbentuklah mantra. Mantra sendiri mempunyai banyak macam yaitu mantra pengobatan, mantra mengusir hantu, mantra membuat diri lebih berani, mantra membuat orang tunduk , mantra cinta atau yang biasa dikenal sebagai pelet dan lain lain.
Akan tetapi kalimat dalam mantra mulai tersusun rapi layaknya sastra lisan lainnya.Mantra mempunyai ciri khas sendiri yaitu bersajak seperti pantun tetapi bukan pantun, yang memiliki persajakan dan kata-katanya yang memuat simbol-simbol kekuatan tertentu. Penggunaan mantra mempunyai aturan penggunaan dalam waktu-waktu tertentu misalnya di saat malam hari sebelum tidur yaitu mantra pendinding, mantra pelindung rumah, mantra untuk orang yang sedang sakit dan lain lain.
Mantra juga mempunyai ketentuan umur untuk menggunakannya.Ketentuan itu ialah mantra hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah dewasa, yang mana mereka harus mendalami atau mempelajari ilmu mantra terlebih dahulu.Karena tidak sembarangan orang dapat menggunakan mantra tersebut.Khusus untuk orang yang ingin mendalami mantra, maka mereka harus melaksanakan sebuah ritual yaitu asam garam.Ritual asam garam adalah belajar kepada orang yang mengerti mantra, orang yang di anggap punya mantra dan telah diajarkan bagaimana cara mengguanakan mantra, maka orang yang belajar mendalami ilmu mantra tersebut harus memberikan asam, garam dan sedikit uang sukarela atau ucapan terima kasih kepada pemilik mantra tersebut. Setelah itu mereka mencicipi asam dan garam tersebut secara bersama dan menandakan orang yang belajar tadi telah tamat atau selesai dalam mempelajari ilmu mantra tersebut dan mantra tadi diyakini dan akan di gunakan orang tersebut menjadi makbul atau berhasil.
Tujuan dari penggunaan mantra sendiri ialah medapatkan kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam mantra tersebut.Mantra sendiri sudah mulai ada sangkut pautnya terhadap agama terutama agama Hindu.Mantra mulai populer saat masuknya ajaran agama Hindu. Meskipun populer di agama Hindu akan tetapi apabila seseorang ingin mendapatkan mantra tidaklah harus beragama Hindu.
Mantra sendiri tidaklah hanya dari daerah melayu, tetapi juga berasal dari seluruh nusantara. Hanya saja dengan nama yang berrbeda dan cara membawakan mantra yang berbeda pula. Contoh perbedaan mantra dari nusantara yaitu mantra masyarakat Jawa.Mereka pasti membawakan mantranya dengan menggunakan bahasa Jawa kalau masyarakat daerah Padang mereka pasti menggunakan bahasa Padang begitu juga daerah lainnya.Akan tetapi dari perbedaan tersebut mantra mempunyai keunikan dalam hal keindahan.Keindahan dalam ini adalah keindahan tentang unsur sastranya, mantra tidak ahanya indah saat di ucapkan tetapi bahasa tutur dalam mantra itu indah.Pertama mantra mayoritas menggunakan bahasa arkeis. Bahasa arkeis adlah bahasa kuno atau bahasa purba yang sekarang tidak kita jumpai lagi, misalnya mantra pelet :
Galahku ini galah cilinci
Ketige dengan emas baje
Kalau temakan galahku ini
Macam anak patah susu
Macam allah kasih kepada rasul
Begitu juga dengan kau kasih kepadaku
Dari mantra tersebut ada kata yang menyebutkan “Allah” dan “Rasul”.Mengapa demikian, karena dari masa populernya mantra pada masuknya agama Hindu terasimilasi karena kedatangan agama Islam.Maka dalam mantra ada beberapa yang menyebutkan kata yang bersangkutan dengan agama Islam. Akan tetapi manta yang masih alami dari agama Hindu contoh
Bol putih
nara putih
tandan batu
Dan tangan sambil di usap ke siku dan di yakini orang tersebut akan memiliki kekuatan super menurut kepercayaan matra tersebut.
Mengenai agama misalnya umat Islam. Dalam ajaran agama islam kita dilarang mempercayai hal-hal yang berbau spiritual. Dan apabila kita melakukannya pasti kita salah. Akan tetapi di tanah Jawa ada istilah Islam Kejawen, mereka umat muslim akan tetapi mereka mempercayai tentang hal-hal yang berbau spiritual seperti memandikan keris di malam satu suro. Dalam konteks islam itu memang salah akan tetapi hal itu menjadi populer apabila dalam konteks kebudayaan. Sama seperti mantra apabila umat Islam mempercayai pasti orang tersebut salah tetapi tidak dalam kontek budaya.
Pengertian Jampi
Jampi sendiri lahir sejak agama Islam sudah kuat di suatu daerah maka mantra yang tadi berubah menjadi jampi. Maka hal ini yang menyebabkan jampi identik dengan agama islam. Akan tetapi unsur budayanya masih kental.Misalnya dari komposisi budayanya sekitar 80 persen dan islamnya 20%.Meskipun masih kental dengan budayanya, jampi sendiri sudah mulai ada sangkut pautnya tentang agama khususnya Islam. Dalam pengguanaan jampi sama layaknya mantra yaitu tidak ada aturan khusus dalam penggunaannya tersebut hanya saja kata-kata dan pengucapan dalam jampi yang sedikit berbeda. Perbedaan dari mantra dengan jampi adalah mantra tidak menggunakan simbol-simbol keagamaan contoh
Bol putih
Nara putih
Tandan batu
Dan contoh lain
Pucuk kunyit daun kunyit
Ketige dengan daun mengkudu
Aku menawar lam kunyit
Sekalian urat semua bertemu
Sedangkan jampi biasanya diawali dengan Bissmillah contoh
Bissmillahhirahmannirrahim
Kun kata Allah
Hai kun kata Muhammad
Labaikum kata jibrail
Haq kataku yang tidak berlawan
Berkat doa lailahaillallah muhammadarasulullah
Dari contoh tersebut membuktikan bahwa jampi merupakan peraduan antara budaya dengan agama islam. Sampai saat ini jampi masih lebih ke agama islam dan melayu sedangkan dari agama lain lebih ke mantra. Tujuan dari penggunaan jampi sendiri adalah seperti layakya mantra akan tetapi yang membuatnya berbeda adalah unsur keagamaan dalam jampi itu. Aturan orang dalam menggunakan jampi sama juga halnya seperti mantra, orang tersebut harus belajar atau mendalami ilmu mantra terlebih dahulu kepada orang yang lebih mengerti tentang jampi dan tidak lupa juga mahar itu sendiri yang berupa asam garam. Kemudian pasti melakukan ritual-ritual untuk penggunaan jampi.Seperti melakukan jampi didalam air ataupun menggretakkan bumi dan sebagainya.Contoh bahan yang digunakan untuk jampi.
Pengertian Doa
Doa dalam konteks islam biasanya seperti doa tolak balak, doa selamat dan sebagainya. Akan tetapi dalam konteks budaya melayu doa tidaklah hanya itu. Bagi sudut pandang agama mungkin ada yang tidak saling berhubungan tapi bagi masyarakat melayu itu saling berhubungan.
Contohnya apabila seseorang ingin membuat lawannya itu menjadi bungkam yaitu “Bissmillahirrahmannirrahim inna a’taina kal kautsar fasallili rabb” ketika sesudah menyebutkan kalimat tersebut maka orang yang membaca tadi langsung menutup mulutnya dan ujung lidah ditempelkan ke langit-langit mulut yang lunak dan jari menunjuk kepada lawannya itu.
Diyakini ketika membaca doa tersebut lawannya itu menjadi bungkam. Padahal dari konteks agama Islam itu tidak ada hubungannya dengan doa tersebut. Akan tetapi saat doa masuk dalam konteks budaya maka doa tersebut berasimilasi dan diyakini apabila melakukan hal itu dengan cara seperti itu maka akan menimbulkan efek seperti itu.
Contoh lain yaitu “walya talattaf” contoh itu merupakan doa untuk membungkam seekor anjing yang sering menggong-gong dan membuat berisik dan diyakini anjing tersebut akan menjadi diam. Contoh lain adalah “qulhuallahhuahad allahussamad lam yalid walam yulad” biasanya doa tersebut diyakini berfungsi sebagai doa untuk memagar rumah atau menjaga barang berharga.
Dari contoh tersebut disimpulkan bahwa dari ayat-ayat suci didalam Al-Qur’an tersebut di olah kembali menjadi sebuah paham keyakinan.Doa sendiri jenis-jenisnya banyak seperti layaknya mantra dan jampi. Perbedaan dari jampi dengan doa adalah jampi sendiri masih menggunakan bahasa tutur atau bahasa indonesia atau melayu sedangkan doa itu murni dengan menggunakan bahasa arab. (bersambung) ***