Oleh: Yoan S Nugraha
Semah Jong berasal dari penggalan dua kata yaitu Semah, menyemah dan disemah. Semah yaitu artinya ritual penebusan atau ritual pengganti. Contohnya, sewaktu ingin membangun jembatan menggunakan kepala lembu, kepala lembu ini sebagai semahnya atau penggantinya. Misalnya di Bali itu ada Larung laut membawa segala macam benda lalu di buang kelaut. Itu merupakan Semah dalam bahasa Melayu.
Ritual semah jong ini tidak diketahui dengan pasti kapan awal mulanya karena kelemahan melayu yang menyebarkan sastra dan budayanya hanya secara Lisan dan tidak tercatat secara pasti tetapi banyak yang mengirakan ritual ini sudah ada pada masa parameswara (Proto Melayu) yang digolongkan sebagai ritual animisme dan dinamisme yang jauh sebelum masuknya agama islam di melayu. Ritual Semah Jong ini dikenalkan oleh orang-orang dahulu yang paham adat dan budaya dan juga orang yang dituakan.
Dulu ritual Semah Jong dianggap wajib dan sakral. Tetapi kewajiban itu sudah mulai punah dikarenakan masuknya agama islam ke melayu dan zaman modernisasi. Contohnya, yaitu zaman pemerintahan dengan segala aturannya itulah menyebabkan ritual Semah Jong ini berkurang kesakralannya hingga 50% dan akhirnya ritual ini dijadikan sebagai pertunjukkan tradisi untuk masyarakat.
Sedangkan Jong, menurut orang melayu seperti perahu kecil bahkan lebih kecil. Jadi sepertimainan perahu-perahu kecil yang panjangnya hanya 40 cm sampai50 cm. Semah Jong itu sendiri merupakan Semah yang digantikan dengan Jong. Jadi, tidak menggunakan kepala lembu atau lain-lainnya tetapi menggunakan Jong yang dilarung ke laut.
Semah Jong secara umum berada dan berasal di “Bumi Segantang Lada” yaitu Kepri (Kepulauan Riau). Tetapi, yang masih populer hingga saat ini hanya di beberapa daerah saja yaitu di Lingga, Bintan, Tanjungpinang dan Belakang Padang. Namun yang masih benar-benar ada saat ini hanya di Tanjungpinang.
Tujuan dari Semah Jong ini tergantung dari Semahnya sendiri. Ada Semah Jong untuk pengobatan, ada juga Semah Jong untuk Membuka lahan hutan atau lahan laut, Ada lagi Semah Jong untuk membuang sial. Jadi, tujuan dari semah jong ini yaitu dengan harapan misalnya untuk pengobatan diharapkan segala penyakitnya ikut beserta ke dalam Jong tersebut. Kalau misalnya untuk membuang sial diharapkan sial-sial tersebut ikut ke dalam jong itu. Dan jika untuk membuka lahan juga diharapkan agar penunggu hutan-hutan tersebut tidak mengganggu pemilik lahan tersebut. Jadi, tujuan dari Semah Jong ini yaitu untuk menyedekahkan baik yang di darat maupun di laut.
BENTUK RITUAL SEMAH JONG
Bentuk ritual dari Semah Jong ada dua yaitu dalam segi penampilan dan dalam segi ritual. Dalam segi penampilan, pada dasarnya bahan yang digunakan dalam semah jong baik yang di darat maupun dilaut sama.

Bahan yang digunakan di darat yang pertama adalah Ancak yaitu bentuknya seperti anyaman yang terbuat dari batang/kulit luar pohon sagu. Kedua lilin madu yaitu lilin yang berasal dari sarang tawon/sarang lebah kemudian dibentuk. Ketiga, telur ayam kampung jantan yang bulat. Maksudnya, menurut orang melayu kalau telur ayam kampungnya berbentuk bulat jika menetas iya akan menjadi ayam jantan dan kalau lonjong akan menjadi betina. Lalu ada beras bertih. Dan selanjutnya ada beras putih. Kemudian rokok klobot yang mana kertas pembungkusnya dari kulit jagung. Lalu ada beras kunyit. Kemudian pisang dan daun sirih. Patokan dari bahan tersebut berjumlah 3 untuk yang dilaut dan 4 untuk di darat. Jadi untuk beras tersebut biasanya syarat saja. Hanya segenggam atau bahkan sesendok makan saja.

Sedangkan untuk dilaut bahan yang digunakan yaitu Jong yang terbuat dari upeh atau seludang pinang dan dipasangkan layar yang terbuat dari kertas yang ditancapkan ke Jong tersebut. Untuk bahan-bahan lainnya sama seperti yang didarat. Namun seperti pisang, daun sirih dan rokok klobot yang digunakan atau dipakai sebanyak 3 buah. Karena penunggu di laut itu berjumlah 3. Kemudian, diletakkan orang-orang yang terbuat dari gabus, dua orang-orangan diletakkan di kiri dan kanan jong dan orang-orangan yang terakhir diletakkan paling akhir sebagai pengemudi.
Proses Ritual dari Semah Jong dalam membuka lahan di darat yaitu yang pertama harus ada lahannya. kedua yaitu lahannya lahan baru, hutan rimba yg lebat kemudian dibangun utk membuat kebun. dipatok sesuai dengan batasnya lalu melakukan ritual.
Kemudian hal selanjutnya yang harus dilakukan yaitu melakukan doa tolak bala supaya prosesnya tidak ada kendala dan membaca doa tersebut dilakukan secara bersama-sama. Doa tolak bala/doa selamat ini dilakukan agar proses pekerjaan yang dilakukan aman, damai dan tidak ada gangguan. Lalu, Menyiapkan bahan ritual Semah Jong yang di darat ataupun di laut. Yang hadir dalam ritual buka lahan yaitu pemilik lahan dan pekerja.
Proses Ritual Semah Jong ini baik yang didarat ataupun dilaut dilakukan pada pagi hari. Ketika melakukan ritual Semah Jong di darat, barang-barang sesajen disiapkan dan diletakkan di ancak dan digantung dibatang pohon.
Kemudian Bomoh (dukun) atau sesepuh atau orang yang dituakan membaca mantra untuk memanggil Penunggu. Dengan membakar kemenyan diatas sabut kering di bawah ancak kemudian bomoh membaca mantra sambil menebarkan beras seraya memanggil nama penunggu di darat. Dengan menyebut Tok Sang, Nek Kepala Burung ,Nek Dinding Kuning , Dayang Sakti untuk yang pegang hutan. Silumannya yaitu Sang Daud, Sang Minah, Karang Lingsum , seluman nina.

Sedangkan untuk proses Ritual Semah Jong yang diadakan di laut hampir sama yaitu yang berbeda hanya tempat untuk meletakkan barang-barang sesajen yaitu menggunakan Jong dan barang atau bahan seperti pisang, rokok klobot, dan daun sirih diletakkan didalam Jong sebanyak 3 buah.
Karena penunggu yang dilaut itu ada 3. Untuk di laut nama silumannya yaitu Datuk Mendahara Putih. Wangsi,Wangsai dan Wangkai yang mengetahui di laut atau penunggu dilaut. Sama halnya dengan didarat, Semah Jong di laut juga di mantra dan dipanggil nama penunggu laut tersebut. Kemudian sewaktu ingin melepaskan Jong tersebut niatnya yaitu ‘’aku mensedekahkan engkau, inilah jangan engkau menggangu anak , cucu , cicit kami yang ada di dunia qasar”. Lalu, Jong yang berisi bahan-bahan atau makanan penunggu tersebut di larung atau dilepaskan dari bibir pantai.
Kalau yang di angin nama penunggunya yaitu bernama “Mambang Kuning Tali Arus, Putih Dada Duduk di Busung, Serubung Hidung Duduk di Tanjung” (dikabarkan, bentuk dan rupanya tidak mempunyai hidung. serta melafalkan nama-nama tersebut harus dengan 1 nafas sekali jalan). Lalu, untuk untuk yang didarat Segempa nama bapaknya, Jin Kumbang nama anaknya, dan Sapu Langgam nama ibunya. Lalu ada juga untuk yang dibumi. Namanya yaitu Jin Kunci , Jembalang Kunci , Jin Hitam penutup bumi , Sengka Bumi untuk nama bapaknya , Kencili nama anaknya dan Jin Kecik nama ibunya dan itu untuk yang di tanah ,
Bahan-Bahan dari Semah Jong terbagi menjadi 2, yang dilaut dan didarat :
Upeh Pinang
Upeh Pinang atau Seludang Pinang ini ada di pohon pinang yang kira-kira panjangnya 40 cm. Upeh ini di dalam ritual Semah Jong digunakan sebagai Jong atau sampannya yang dilarung kelaut. Di dalam upeh pinang ada namanya Mayang Pinang.
Telur Ayam Kampung
Ayam kampung adalah sebutan di Indonesia bagi ayam peliharaan yang tidak ditangani dengan cara budidaya massal komersial. Ayam kampung tidak memiliki istilah ayam kampung petelur ataupun pedaging. Hal ini disebabkan ayam kampung bertelur sebagaimana halnya bangsa unggas dan mempunyai daging selayaknya hewan pada umumnya. Dalam Semah Jong, telur ayam kampung ini lah yang digunakan sebagai ritual. Telum ayam kampung yang dipilih yang berbentuk bulat. Telut ayam kampung bulat dipercaya oleh orang melayu bila menetas akan menjadi anak ayam jantan. Telur ayam kampung yang digunakan baik di darat maupun di laut sebanyak 1 buah.
Lilin Madu
Lilin madu yaitu lilin yang yang terbuat dari sarang tawon atau lebah. Lilin ini juga di gunakan dalam ritual semah jong.Lilin ini baik dalam Semah Jong darat ataupun laut hanya diletakkan di Ancak maupun jong tersebut.
Beras bertih
Beras bertih merupakan beras yang di goreng tidak menggunakan minyak dan akan berbentuk seperti popcorn. Dalam Semah Jong beras ini sebagai makanan atau sarapan si penunggu yang di darat maupun yang dilaut.
Beras kunyit
Beras ini diwarnai dengan kunyit dan akan berwarna kuning yang disebut Beras kunyit. Beras kunyit ini juga di gunakan sebagai makanan si penunggu yang di darat maupun yang dilaut.
Rokok Klobot
Klobot atau yang lebih tepatnya disebut kulit jagung merupakan lembaran modifikasi daun yang membungkus tongkol jagung. Klobot ini digunakan sebagai pengganti kertas rokok untuk membungkus tembakau orang-orang zaman dahulu. Rokok klobot ini untuk di darat digunakan sebanyak 4 batang dan di laut sebanyak 3 batang. Karena sesuai dengan penunggunya masing-masing.
Daun Sirih
Daun sirih ini digunakan dalam Semah Jong darat dan laut.Didarat daun sirih yang digunakan sebanyak 4 lembar dan dilaut 3 lembar. Daun sirih ini di beri kapur dan diletak gambir lalu dilipat dua.
Gahru atau Kemenyan
Gahru dalam bahasa melayu atau yang lebih dikenal sebagai kemenyan ini digunakan dalam Semah Jong darat. Gahru tersebut di letakkan dibawah ancak.
Pisang
Pisang juga digunakan dalam Semah Jong sebagai makanan penunggu di darat maupun di laut. Banyaknya pisang juga sama dengan sirih. Di darat menggunakan 4 pisang dan di laut 3 pisang.Didarat pisang diletakkan di setiap sudut, sedangkan yang dilaut disusun sedemikian rupa agar muat dengan bahan yang lainnya.
Kesimpulan :
Ritual semah jong ini tidak diketahui dengan pasti kapan awal mulanya karena kelemahan melayu yang menyebarkan sastra dan budayanya hanya secara Lisan dan tidak tercatat secara pasti tetapi banyak yang mengirakan ritual ini sudah ada pada masa parameswara (Proto Melayu) yang digolongkan sebagai ritual animisme dan dinamisme yang jauh sebelum masuknya agama islam di melayu.
Ritual Semah Jong dulu dianggap wajib dan sakral. Tetapi kewajiban itu sudah mulai punah dikarenakan masuknya agama islam ke melayu dan zaman modernisasi. Seiring dengan berkembangnya zaman dan dari waktu ke waktu yang kemudian sekarang di sebut sebagai era globalisasi yang membuat tradisi dahulu semakin memudar dan semakin langka maupun punah. Ritual Semah Jong tersebut dilakukan untuk menjauhkan dari segala bencana baik di darat maupun dilaut. Namun Ritual tersebut semakin lama semakin punah dan jarang dilakukan karena mulai masuknya agama Islam dan zaman modernisasi.***
Biodata Narasumber***
Nama: Muhammad Azhar
Tempat/Tanggal Lahir: Kampung Persing desa Brindat, 1949
Umur: 67 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Alamat Rumah: Kampung Lembah Cahaya, Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan
Pekerjaan: Thabib