Museum Mini Linggam Cahaya di Daik. Sumber Foto: linggatourism.blogspot.co.id

JANTUNGMELAYU — Pemerintah Kabupaten Lingga serius melaksanakan Gerakan Lingga Menanam dan sudah pun masuk jilid ke II. Kali ini, akan dilakukan budidaya dan menanam buah-buahan lokal yang tergolong langka di komplek Istana Damnah. Tepatnya di sekitar lingkungan Museum Linggam Cahaya dan Balai Adat LAM Daik Lingga.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Lingga, Ir H M Ishak MM mengatakan, jenis buah-buahan langka yang ditanam itu, antara lain tenggayun, kemang, tastas, ceremai, redan, mentega, tempurung, pulas, kandis, banang, lekop, lanjut, namnam dan lainnya. Selain itu, ada juga jenis pasal, punak, deremong dan binjai.

Untuk benih, jelas Ishak, Disbud memesan kepada pihak desa dan kampung-kampung yang masih memiliki tanaman khas lokal tersebut.

“Tanaman buah-buahan lokal yang khas di Lingga dan tergolong langka ini perlu dilestarikan. Selain langka, tanaman khas Melayu ini memiliki kesan estetis dan memori bagi orang-orang Melayu tentang kesan sebuah kampung Melayu,” jelas Ishak.

Jika penanaman sesuai rencana dan perawatan yang dilakukan sungguh-sungguh, maka dalam beberapa waktu ke depan, halaman Museum Linggam Cahaya dan Balai Adat Melayu akan menghijau dengan tanaman buah lokal. Betapa senangnya. Selain lingkungan semakin asri, keseimbangan alam terjaga, khazanah budaya pun terjaga.

“Kami tak ingin tanaman ini punah. Karenanya harus ada upaya pelestarian. Sebab bagi masyarakat Lingga, tanaman ini memiliki kenangan tersendiri. Memori dan ingatan masa kecil,” urainya.

Komplek Istana Damnah sedari awal memang dirancang memiliki space dan kawasan untuk budidaya tanaman lokal. Juga sebagai kawasan terbuka hijau mendukung konsep perkampungan warisan budaya Melayu.*** (Redaksi)

Artikel SebelumAnak Muda Kepri Harus Berjatidiri Melayu yang Kuat
Artikel BerikutPucuk Rebung, Setampuk Manggis, dan Lebah Bergayut Jadi Hiasan Fly Over Simpang Jam

Tinggalkan Balasan