HARIMAU mati meninggalkan loreng, manusia mati meninggalkan nama, dan karya. Begini keberuntungan laku hidup seorang seniman. Budayawan Melayu Tenas Efendi sudah dua tahun pulang ke haribaan Tuhan, namun hingga kini karya-karyanya masih jadi perigi inspirasi bagi generasi sesudahnya.
Utamanya adalah Tunjuk Anjar Melayu. Sebelumnya, karya Tenas ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Kini, sedang diupayakan menjadi warisan budaya dunia.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yoserizal Zein, menyampaikan hajatan tersebut kepada ratusan pelajar di Riau pada acara sosialisasi Tunjuk Ajar Melayu, Minggu (27/8) malam lalu, di Pekanbaru.
Baca Juga: Tentang Perjuangan Tenas
Dengan penuh rasa bangga, Yoserizal menyampaikan, Tunjuk Ajar Melayu sudah digunakan oleh beberapa negara di Asia.
“Tunjuk Ajar Melayu telah disahkan sebagai WBTB Indonesia. Ke depan kami akan mencoba ajukan sebagai warisan budaya dunia,” ujar Yoserizal, sebagaimana dikutip Tribun Pekanbaru.
Sesuai dengan persyaratan dari Unesco, sambung Yoserizal, kalau sudah mendapat sertifikat nasional, maka WBTB yang ada bisa diajukan ke Unesco. Dan Yoserizal sangat optimistis perihal itu.***