Muzeum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah sudah direnovasi. Kini tampilannya lebih elegan dengan cat putih terang di bangunan utama bagian depan. Sebelumnya, muzeum ini mengalami kerusakan parah dengan robohnya atap di beberapa ruangan. sehingga sejumlah koleksi mesti diungsikan.
setelah perbaikan selesai, koleksi-koleksi kembali dipamerkan. Muzeum ini dibuka untuk umum dari pagi ke petang pada hari kerja. Di sana, ada sejumlah koleksi antik yang rasa-rasanya boleh dikatakan tidak bisa didapati di Muzeum lain di Indonesia. Berikut ini, lima koleksi antik Muzeum SSBA yang bisa dilihat lebih dekat di sana
1.Caping

Alat ini merupakan pelindung genitalia perempuan Melayu kuna. Digunakan oleh istri ketika suami sedang pergi ke medan perang. Hanya perempuan bangsawan yang boleh memakainya. Caping yang tersimpan di Muzeum SSBA terbuat dari perak.
2. Dispenser Manchester

Usia keramik pencurah air berdiameter 9,5 inci ini sekirar 189 tahun. Berbahan dasr keramik victoria produksi Slack & Brown-low, perusahaan perabotan ternama di Manchester, Inggris
3. Alat Isap Candu

Sejarah mencatat candu, opium, madat, atau tengkoh pernah menjadi komoditi legal di Keresidenan Riau dan daerah taklukannya. Dimuzeum SSBA ada lima alat isapnya. Diyakini sebagai yang jamak digunakan masyarakat Tanjungpinang pada akhir abad ke-18
4. Cogan (Replika)

Semua tahu, cogan yang dipamerkan di Museum SSBA adalah replika. Sebab yang asli tersimpan di Muzeum Nasional di Jakarta. Kendati replika, sedikit yang tahu bahwa dalam pembuatannya digunakan pengukuran dan detil yang sama persis dengan aslinya.
5. Uang Petik

Dikatakan uang petik karena dalam produksinya, dirangkai dan dibuhul menyerupai pohon. Sedangkan koin-koinnya menyerupai dedaunannya yang bertambat di tiap tangkainya. Uang ini pernah digunakan sebagai alat tukar dah pada masa penjajahan Belanda.