KERAJAAN Barbari dapat ditemukan dalam Syair Abdul Muluk karya Raja Ali Haji (RAH) rahimahullah (Haji, 1846). Buku tersebut merupakan karya pertama RAH. Ianya dinarasikan dengan 1.797 bait syair naratif yang tak hanya indah, tetapi juga sungguh menggugah.
Kerajaan Barbari menjadi pusat pengisahannya. Kerajaan besar dan jaya itu awalnya dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid Syah. Pada masa pemerintahan pemimpin senior itu kerajaannya mencapai puncak kejayaan.
Kesemuanya itu dimungkinkan karena ini. Pemimpin, rakyat, dan tentara sekaliannya bersatu padu dalam memajukan dan menjaga negeri. Mereka sadar sesadar-sadarnya bahwa negeri yang dibangun oleh pendahulu dengan bersusah payah harus dijaga dengan sepenuh hati.
Dengan cara itulah negeri dan bangsa akan maju, makmur, sejahtera, dan mulia sehingga dihormati bangsa mana pun di dunia. Oleh itu, selain membiasakan diri dengan etos kerja yang baik, mereka sangat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Tak seorang atau segolongan pun, sesiapa pun dia, boleh berkhianat. Pasalnya, karakter negatif itu akan meruntuhkan negeri dan bangsa. Itu merupakan ajaran moral yang dipegang teguh oleh pemimpin, rakyat, dan tentara Kerajaan Barbari sejak awal negeri itu berdiri.
Di antara negara sahabat yang sangat serius mengikuti perkembangan kerajaan itu adalah Kerajaan Hindustan. Syihabuddin nama rajanya. Raja ini sangat iri akan kemajuan dan kemakmuran Kerajaan Barbari. Diam-diam dia berupaya menaklukkan negeri jirannya itu.
Strategi merusak perekonomian Kerajaan Barbari pun dimulai dengan taktik kerja sama yang saling menguntungkan, konon. Bahauddin, paman Raja Hindustan dan pengusaha sukses negeri itu, dikirim ke Barbari. Tokoh ini lihai bangat menjatuhkan ekonomi bangsa lain untuk sebesar-besarnya keuntungan diri dan bangsanya.
Misi Bahauddin adalah meruntuhkan pondasi perekonomian Barbari. Dia menggunakan taktik bekerja sama dengan pengusaha negeri tetangganya itu. Dalam pada itu, dimulainyalah siasat tipu untuk menjatuhkan Kerajaan Barbari.
Dia juga berupaya memutus mata rantai kepiawaian dan ketekunan berbisnis rakyat Barbari yang terkenal selama ini. Dengan begitu, dia yakin bangsa Barbari akan bergantung sepenuhnya kepada bangsanya untuk melanjutkan sisa-sisa kehidupan mereka ke depan. Bangsa Barbari akan tunduk patuh di bawah telunjuk dan tapak kaki bangsa Hindustan.
Siasat meruntuhkan kejayaan ekonomi itulah yang mereka lakukan. Hal itu karena mereka tak mampu menggunakan kekuatan militer kala itu. Di bawah pemerintahan Abdul Hamid Syah, pertahanan Barbari sangat tangguh. Maka, mereka berupaya merebut perekonomiannya, apa pun caranya.
Inilah yang tak diperhitungkan oleh pengusaha Hindustan itu. Ternyata, taktik bisnis tipunya diketahui oleh rakyat Barbari. Bahauddin ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman penjara.
Semakin dendamlah Raja Hindustan kepada Sultan Barbari. Siasat pertamanya gagal total. Dia terus memikirkan strategi selanjutnya untuk menaklukkan negeri tetangganya itu.
Tak sesiapa pun mampu menolak takdir Allah. Sampai ketikanya Sultan Abdul Hamid pun mangkatlah. Dia digantikan oleh putranya, Abdul Muluk, sesuai dengan sistem pemerintahan monarki absolut. Sebagai putra sultan, Abdul Muluk telah dididik sejak kecil untuk menjadi sultan berikutnya.
Kinilah saatnya yang paling tepat. Ketika bangsa Barbari sedang berkabung, secara mendadak, Hindustan menyerang Barbari.
Sultan Abdul Muluk memang tergolong cerdas. Seluruh tentara dan rakyat menyokong penuh kepemimpinannya. Namun, dalam suasana duka dan pengalaman kepemimpinannya yang minim, negeri makmur itu porak-poranda diserang musuh yang datang tiba-tiba.
Di tengah kecamuk perang, Siti Rafiah, istri Abdul Muluk yang sedang hamil anak sulung, meminta izin kepada suaminya untuk melarikan diri ke hutan. Tujuannya untuk menyelamatkan putranya yang akan lahir. Dia khawatir, jika mereka kalah perang, putranya akan lahir di sarang musuh, tertawan. Padahal, putranya itulah harapan masa depan bangsa mereka, yang akan membela bangsanya jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi.
Tentara dan rakyat telah berjuang mati-matian, bahkan dipimpin langsung oleh Abdul Muluk. Di antaranya ikut juga perwira muda yang sangat setia, Wazir Suka. Apa pun telah diupayakan, tetapi akhirnya Barbari ditaklukkan oleh Hindustan. Korban berjatuhan, baik tentara terbaik maupun rakyat. Mereka yang hidup ditangkap, lalu dipenjara dan disiksa tanpa peri kemanusiaan, termasuk Wazir Suka yang setia.
Abdul Muluk dan istrinya, Siti Rahmah, juga ditangkap. Bedanya, Sang Sultan dipenjara dan disiksa di dalam bui. Istrinya ditahan di istana.
Rahmah dirayu Syihabuddin untuk menikah dengannya. Tujuannya hendak mempermalukan Abdul Muluk dan menjatuhkan moral rakyat Barbari. Namun, paksaan Raja Hindustan ditolak keras oleh Sang Permaisuri yang setia itu. Dia akhirnya dipenjara juga dan dipaksa menyaksikan penyiksaan fisik terhadap suaminya setiap hari.
Diringkaskan kisahnya. Setelah berbulan-bulan di hutan, Rafiah sampai ke kampung di pinggir hutan. Dia menumpang sementara di rumah keluarga alim di kampung itu sampai melahirkan putranya. Selesai bilangan persalinannya, dia pun menitipkan putranya kepada keluarga angkatnya, lalu meneruskan misinya menyelamatkan negeri suaminya.
Putri jelita itu pun mengubah penampilannya. Kini dalam pengembaraannya menghimpun bantuan, dia berpenampilan lelaki gagah perkasa. Hulubalang Duri, begitu dia dikenal.
Soal kemahiran menggunakan senjata dan strategi perang jangan diragukan pada dirinya. Dia adalah putri tunggal Sultan Negeri Ban yang memang sejak kecil telah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin, menggantikan ayahandanya kelak.
Sekian lama berjalan, Duri pun sampai ke Negeri Barham. Inilah negeri harapannya mendapatkan bantuan. Malangnya, di negeri itu sedang terjadi perang saudara. Sultan sahnya dikudeta oleh pamannya sendiri. Rakyat dan tentara terbelah menjadi dua kubu. Ada yang tetap setia kepada pemimpin yang sah dan banyak pula lebih memilih setia kepada pemimpin baru yang memainkan taktik janji tipu.
Duri yang terlibat memilih berpihak kepada pemimpin yang sah. Dia yakin bahwa pemimpin yang tak sah pasti akan jatuh juga suatu ketika nanti. Dengan strateginya yang luar biasa, akhirnya dia dapat menewaskan sang paman sultan yang gila kuasa. Alhasil, para pemimpin, tentara, dan seluruh rakyat Kerajaan Barham dipersatukannya kembali.
Negeri Barhamlah, kemudian, yang dijadikannya basis perlawanannya terhadap penjajah. Semua pemimpin, tentara, dan rakyat negeri itu bersedia membantunya melancarkan misi menyelamatkan Negeri Barbari. Di samping itu, rakyat negerinya yang tak ditawan, memang sudah tak sabar menanti pahlawan mereka yang diyakini pasti kembali.
Sampai ketikanya diserangnya musuh yang menduduki negerinya. Raja Hindustan tewas dalam suatu serangan yang gegap-gempita. Tangan Rafiah sendirilah yang menamatkan riwayat pemimpin penjajah itu. Pembesar Hindustan pun banyak yang terbunuh. Yang masih hidup ditangkap dan dihukum penjara.
Hulubalang Duri yang gagah-perkasa, tak lain adalah Siti Rafiah yang jelita, telah menyelamatkan negeri. Dialah Tuan Putri yang mengharumkan kembali nama Kerajaan Barbari. Di manakah dia hendak dicari? Aduhai, syair naratif RAH sungguh mendebarkan sukma dan memikat hati.***